BARRU, timeberita.com — Jembatan Kuning di Bojo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru yang mulai beroperasi pada tahun 2010 lalu, kini runtuh.
Bahkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada pertengahan tahun 2021 lalu kembali menggarkan puluhan miliar untuk pekerjaan pemeliharaan Jembatan tersebut.
Pada kesempatan itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Penanganan jembatan bertujuan untuk menjaga umur layanan jembatan sekaligus meningkatkan konektivitas antar wilayah serta memperlancar mobilitas masyarakat, transportasi, dan logistik di ruas Pangkep – Barru – Pare-pare.
“Konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien,” katanya.
Dengan konektivitas yang semakin baik, diharapkan perekonomian wilayah meningkat.
Pemeliharaan Jembatan Sungai Bojo merupakan bagian dari pekerjaan long segment ruas Jalan Pangkep – Barru – Parepare senilai Rp 19 miliar.
Namun, lagi-lagi kualitas pekerjaan kembali diuji, karena balok pada bagian atas Jembatan itu runtuh.
Runtuhnya balok Jembatan Kuning di Bojo membuat Legislator Golkar Kabupaten Barru, H. Rusdi angkat bicara.
“Pekerjannya asal jadi dan diduga tidak berkualitas sehingga balok itu jatuh, apalagi material besi yang digunakan hanya besi biasa bahkan besinya disambung sehingga muda retak,” katanya.
Menurutnya, Pihak pekerja tidak pernah berhitung kualitas pekerjaan tapi hanya menghitung keuntungan.
“Memang tidak berkualitas dan bukan besi baja di pakai demi mendapatkan keuntungan besar,” katanya.
Bahkan, Rusdi menyampaikan ciutannya melalui media sosialnya ‘pemerintah pusat kalau membangun jembatan harus kualitasnya di utamakan’.
Dia menambahkan, Secara otomatis Jembatan ini tidak dapat dilalui.
Dia menyampaikan kepada masyarakat khususnya pengguna jalan, agar tetap berhati-hati saat melintas di Jembatan Bojo.
“Diminta pengendara agar tetap waspada dan berhati-hati saat melintas di Jembatan lama, karena pernah ada mobil truk jatuh karena lantai Jembatan amblas, kalau dilewati harus antrian,” tuturnya.
Rusdi menambahkan untung saja tidak ada korban jiwa atau materi saat runtuhnya balok atas jembatan bojo tersebut.
“Rata-rata Jembatan cepat rusak, Kejadian serupa juga pernah terjadi di Mangkoso. Jembatan Mangkoso juga pernah rubuh, karena besi yang digunakan bukan besi baja,” bebernya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Barru, Moh. Fadly R Pawe, mengaku, Jika tidak ada kewenangan Dishub Barru pada kejadian itu.
“Itu merupakan wewenang Balai Besar, karena Jembatan itu merupakan jalan nasional sehingga itu bukan ranah kami,” akuhnya.
Tapi, kata Fadly, Dinas Perhubungan siap membantu untuk mengatur kelancaran lalu lintas dilokasi agar tidak terjadi macet.
“Sebenarnya, saya baru tau dari penulis, tapi nanti saya koordinasikan. Pihak kementerian PU yang menanganinya,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas PU Kabupaten Barru, Baharuddin juga mengaku, Jika tidak ada wewenangnya dalam penanganan Jembatan.
“Itu bukan ranah kami, itu tanggung jawab balai besar pelaksanaan jalan nasional Sulsel. Tapi kami sudah kirim foto-fotonya, menunggu saja hasilnya,” kata Baharuddin melalui via selulernya. (*)