SIDRAP, TIME BERITA, — Nurlisma (18) pamit kepada ibunya untuk bermalam di kediaman Bakri di Pucu’E Kabupaten Sidrap. Karena dijanji bekerja di SPBU Lainungan Kabupaten Sidrap oleh keluaraga Bakri, Dengan demikian ibunya merelahkan pergi bermalam, apalagi Winda anak perempuan Bakri merupakan teman akrab dengan Nurlisma. Bahkan Suhada (ibu Nurlisma) yang mengantar Nurlisma kerumah Pucu’E rumah bakri.
“Saya mau bermalam dirumah temanku bernama Winda, karena saya dijanji orang tuanya untuk kerja di SPBU,”kata Suhada meniru ucapan anaknya Nurlisma sebelum berangkat ke rumah Winda.
Namun selama empat malam bermalam disana, ternyata bukan kabar pekerjaan yang di dapat anaknya, tapi kabar kematian anaknya. Informasi dari kedua orangtua Winda yaitu Karmila dan Bakri.
Kabar kematian Nurlisma dari pengakuan orangtua Winda bahwa korban meninggal akibat kecelakaan lalu lintas (Lakalantas), Namun kecurigaan kedua orangtua Nurlisma Suhada dan Amiruddin, saat ditanya kendaraan apa yang tabrak korban.
Menurut pengakuan Bakri, korban (Nurlisma) ditabrak mobil teruk sehingga mukanya luka memar, sedangkan keesokan harinya Karmila (ibu Winda) mengatakan, korban (Nurlisma) ditabrak mobil AVP.
Pernyataan keduanya,menyimpang segudang pertanyaan dari orang tua Nurlisma. Karena pengakuan meraka ada perbedaan. Ironisnya lagi, saat terjadi kecelakaan, Winda maupun kedua orangtuanya tidak menelpon orangtua Nurlisma.
*Mayat Tiba Di Rumah Duka
Kedua orangtua Nurlisma dan kesembilan saudaranya saat melihat mayat Nurlisma yang diduga akibat Lakalantas sesuai pengakuan keluarga Winda, ternyata ada keganjilan. Dimana korban lidahnya menjulur keluar yang diduga korban dibunuh oleh pelaku bukan kecelakaan.
“Semua orang melayat dirumah lebih banyak kecurigaanya kalau anak saya dibunuh bukan karena kecelakaan lalu lintas,”kata Suhada.
Suhada menambahkan, Bahkan saudaranya tidak menerima kematian (Nurlisma) dan curiga kalau saudaranya dibunuh bukan kecelakaan.Karena ada luka cakar dibahu belakang korban, sepertinya kalau korban diduga percobaan pemerkosaan.
“Semoga ini terungkap, karena kematian anak saya ini selalu arwahnya datang menghantui perasaan kami,”kata Suhada yang juga dirasakan Amiruddin ayah korban. (*)