PAREPARE, timeberita.com – Maraknya peredaran rokok sintetis berjenis narkotika menjadi ancaman serius bagi kalangan pelajar di Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Modus yang menyasar anak sekolah, terutama tingkat SMP dan SMA, semakin mengkhawatirkan dengan cara peredaran yang sulit dideteksi.
Insiden di SMA Negeri 4 Parepare
Dua pekan lalu, lima siswa SMA Negeri 4 Parepare menjadi korban setelah diduga mengonsumsi rokok sintetis sejenis narkotika. Kelima siswa tersebut dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Andi Makkasau setelah menunjukkan gejala keracunan.
Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Parepare, Hamzah Wakkang, mengonfirmasi kejadian tersebut. “Kami meminta keterangan dari lima anak tersebut. Salah satunya menunjukkan gejala fisik seperti mata memerah dan muntah-muntah,” ujarnya.
Menanggapi insiden ini, pihak sekolah segera mengkoordinasikan dengan orang tua siswa, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Sosial, Dinas Pendidikan UPTD Provinsi Sulsel Wilayah Parepare, serta satuan narkoba Polres Parepare untuk memastikan kejelasan masalah.
Hasil Pemeriksaan Kesehatan yang Ironis
Meski menunjukkan gejala keracunan, hasil pemeriksaan urine kelima siswa tersebut dinyatakan negatif. Rokok sintetis ini diduga mengandung zat yang sulit terdeteksi dalam tes urine konvensional. Meski demikian, satu siswa yang mengalami gejala serius sempat dirawat sementara sebelum akhirnya kembali beraktivitas di sekolah.
Mediasi dan Tindak Lanjut
Kasubag Umum UPTD Dinas Pendidikan Tingkat SMA Provinsi Sulsel Kota Parepare, Munawar Amrullah, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi di sekolah. “Kami sudah mediasi. Namun, jika orang tua korban tetap merasa dirugikan dan ingin melaporkan oknum pelaku, itu adalah hak mereka,” jelas Munawar saat dihubungi via telepon seluler.
Modus Peredaran yang Mengincar Rasa Penasaran Pelajar
Satpol PP Parepare langsung turun tangan setelah menerima informasi dan video yang menunjukkan sejumlah siswa mengonsumsi rokok sintetis tersebut.
Kasatpol PP Parepare, Ulfa Lanto, membenarkan adanya peristiwa ini.”Berdasarkan penyelidikan, rokok sintetis ini didapatkan dengan cara disembunyikan di lokasi tertentu yang sudah diinformasikan sebelumnya. Korban kemudian mengambil dan mengonsumsinya di tempat yang dianggap aman,” papar Ulfa.
Ulfa menjelaskan lebih lanjut modus operandi pelaku. “Awalnya, rokok ini diberikan secara gratis untuk menarik rasa penasaran pelajar. Namun, jika sudah ketagihan, korban akan dikenai biaya,” imbuhnya.
Ia juga mengonfirmasi bahwa efek konsumsi rokok sintetis untuk pertama kali dapat menyebabkan muntah-muntah dan mata memerah. Namun, karena sulit terdeteksi dalam tes kesehatan, hal ini menjadi tantangan tersendiri.
Edukasi dan Pencegahan
Sebagai langkah pencegahan, Satpol PP terus berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan edukasi dan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba. “Kami rutin melakukan edukasi untuk pelajar SMP dan SMA se-Kota Parepare. Kejadian di SMA Negeri 4 Parepare ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua agar tidak terulang lagi,” tegas Ulfa.
Pihak sekolah dan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam mengawasi dan melindungi anak-anak dari bahaya rokok sintetis dan narkoba lainnya. Kerja sama semua pihak dinilai kunci untuk mencegah insiden serupa terulang di masa depan.(**)
Editor : SMR Pare’z