Siang itu, hari Sabtu (9/8/2025) sekitar pukul 14:00 Wita, Saya bersama Anto, Irfan dan Ardin Komandan lagi asyik main domino di bascem Sehati depan kantor PMI Parepare, tempat itu merupakan tempat nongkrong bagi club tenis Sehati, dimana usai main tenis biasanya langsung main sambung tulang (samtul) atau main domino sambil ngobrol bicara soal pertandingan tenis yang akan kami hadapi tanggal 11 Agustus 2025 yang dilaksanakan Pelti Parepare.
Siang itu kami lagi asyik main domino dengan canda dan tawa tanpa ada beban dan masalah apapun yang kami hadapi, cuaca juga ngak terlalu panas karena agak mendung, kalaupun ada sinar matahari itu hanya sebentar karena langsung ditutup awan.
Lagi asyik main domino bersama, langsung juga datang ketua Sehati, Rahmat Sulaiman (Rasul) dari rumahnya, Rasul duduk disamping saya sambil melihat kami sedang asyik main domino sedangkan Ketua Sehati lagi asyik otak-atik HP (Handphone)nya.
Entah beberapa menit kemudian sekitar pukul 14:30 lewat, Rasul lagi menelpon temanya di RSU Andi Makkasau, kebetulan Rasul (ketua Sehati) kerja di RSU Andi Makkasau bagian anestesi atau bagian operasi di RSU Andi Makkasau. Rasul langsung bertanya kepada kami yang asyik main domino “Siapa nama lengkapnya bang Ully?” Tanya rasul kepada kami, maka saya langsung Jawab “Rusli Djafar” sontak Rasul berdiri dan mengajak kita ke RSU Andi Makkasau dengan bahasa bugis “Pajaini itu, telao rumah sakit, meninggal bang Ully” maksudnya berhenti main domino ayo ke rumah sakit sekarang bang Ully telah meninggal dunia”. Saya bersama Anto, dan Irfan langsung berdiri mengambil motor masing-maisng menuju RSU Andi Makkasau.
Saya dan teman tak menyangka kalau bang Ully menghembuskan nafas terakhir di RSU Andi Makkasau, padahal kami bersama mulai pagi main tenis di Lapangan Pengadilan negeri, dan sempat kami bercanda tawa.
Saya seperti tak percaya atas informasi itu sepertinya kami disambar petir sekilas itu tanpa ada suara Guntur dan badai yang menerjang alam disekitar kami, dalam hati kami bertanya, kenapa bisa ?? kok bias ?? ada apa yaah bang Ully ? padahal kami tadi pagi main tenis bersama ? itu menjadi pertanyaan kami diatas motor saat saya di bonceng Anto menuju RSU Andi Makkasau.
Tiba di RSU Andi Makkasau sekitar pukul 15:00 menjelang shalat Azhar, teman media sudah ada didepan UGD menunggu, langsung Awal dari wartawan Voice menyambut saya bahwa bang Ully sudah pergi, jenazahnya baru dibawa ke kamar Jenazah lebih baik tunggu disana atau lihat disamping UGD karena masih sementara dibawa.
Saya melihat bang Ully sudah terbungkus kain warna batik kuning hitam, diatas tempat tidur rumah sakit yang lagi didorong menuju ke kamar mayat, ada tiga teman media mendorong ranjang almarhum ke kamar jenazah, yaitu Aso (media Pojok Sulsel), Andi Fardi (media Portal Insiden) dan Diwank (media humas Polres Parepare), Saya bertanya sama pardi kenapa bisa bang Ully ?, namun jawaban Andi Fardi bahwa bang Ully tidak enak ia rasa setelah dari warkop 588 minum kopi. Padahal barusan saya lepas bersama saat main tenis di pengadilan.
Ya Allah..kenapa begitu cepat kau ambil saudaraku bang Ully, kami masih mau bercada dan tawa saat kami main tenis dan samtul bersama di bascem, mereka teman-teman merasa kehilangan almarhum bang Ully. Sambil ucapkan kata hati saat mendorong ranjang “tempat tidur dorong” atau “stretcher” yang ditempati almarhum ke tempat kamar jenazah.
“bang Ully kenapa kamu pergi? Bang Ully kamu baik? Bang Ully..kok secepat itu tinggalkan kami, itu yang selalu ku ucapkan sambil mendorong stretcher ditempati almarhum terbaring sambil mataku berkaca-kaca, begitu juga diucapkan Diwank “bang Ully tinggalkan kita, sambil air matanya di hapus di pipinya. Semua terdiam sambil membawah jenazah almarhum dibantu dengan pegawai RSU Andi Makkasau.
Diruang jenazah semua teman media, sahabat bang Ully dari Sehati tenis Club sudah menunggunya, mereka terdiam dan sedih melihat jenazah almarhum diatas tempat tidur yang terbungkus kain tanpa bernafas. Semua yang melihat almarhum dengan air mata yang merasa hatinya luluh menyaksikan almarhum tak berdaya.
Saya sempat membuka kain diatas kepalanya melihat wajah almarhum sepertinya dia tidur dan saya berkata “bang Ully kenapa kamu pergi ?” sambil air mata saya keluar dan semua teman melihatnya meneteskan air mata.
Abdillah mantan jurnalis RCTI juga langsung diatas kepala bang Ully, dan dia langsung menangis, bang Ully kamu baik, kenapa secepat ini kamu pergi, kita seperjuangan bersama-sama, langsung ucapan terhenti karena tak bisa menahan tangisnya, mau berteriak tak sanggup hanya dia pendam suara tangisnya, bang Ully ..bang Ully..?sambil air mata menetes tak bisa berkata-kata lagi. Yang lain teman media disampingnya tertunduk lesu tak percaya jika secepat itu almarhum pergi meninggalkan kita semua.
Teman media dan teman tenis dari Sehati saat di kamar mayat semua bersedih mereka tak sanggup menyaksikan jenazah almarhum yang tak berkutik lagi, hanya saksi bisu air mata menetes di pipi masing-masing, dan mobil ambulance pun sudah siap mengantar almarhum dirumahnya kampong Mandar Kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat kota Parepare atau sekitar kurang lebih 700 meter dari RSU Andi Makkasau.
Saat saya mengangkat jenazah almarhum dan menyentuh badanya, ternyata masih terasa panas, sepertinya almarhum masih tidur, tapi itulah takdir dan rahasia Allah, kapan saja hambanya dia panggil.
Jenazah almarhum dibawa kerumahnya memakai mobil ambulance RSU Andi Makkasau Parepare, semua teman sebagian ke rumahnya, dan sebagian ada yang pergi ke masjid shalat Azhar sebelum kerumah almarhum.
Kami berkumpul teman Sehati TC sambil kami bicara, sama Awi, Irsan (Iccank), Irfan, Anto dan lainnya. Kami bersama membicarakan kebaikan Almarhum, bahkan selalu buat vidio pendek yang lucu buat Sehati dan juga buat pamflet di group WhatsApp saat mau main tenis.
Kronologisnya versi Sehati, dalam group WhatsApp (WA) Sehati, ketua Sehati Rasul sampaikan kepada kami di group bahwa Info dari yang punya jadwal. Jam 10 sudah bisa latihan bersama di Pengadilan Sabtu Pagi Ini.
Karena memang bukan jadwal Sehati tapi jadwalnya teman dari Bappeda gabungan Inspektorat yang punya jadwal, maka kami yang mau datang main tenis jam 10 pagi sesuai info di group.
Saya berangkat Pukul 09;25 wita ke Lapangan tenis Pengadilan negeri (PN) Parepare, saya tiba dari lapangan tenis, langsung gabung bersama teman dari bappeda-Inspektorat yang kebetulan lagi istirahat selesai main tenis, karena memang mereka hanya empat orang. Saya ajak pak Hakim Ardi untuk main tenis karena lapangan lagi kosong, tapi dia capek barusan main satu set.
Maka saya langsung main bersama lainnya gabung teman tenis dari Bappeda-Inspktorat, usai main pertama satu set sampai skor point 8 bersama Ahmad dengan partnernya, maka saat itu juga bang Ully datang sekitar pukul 10:15 wita dengan membawa raketnya.
Langsung bang Ully sampaikan sama saya “ayoo main, kita parner,” langsung saya iyakan walaupun saya barusan sudah main satu set tanpa istirahat. Karena saya diajak parner untuk melawan Awi dengan partnernya Lukman.
Saat itu kok saya main kayaknya saya kurang semangat parnert dengan bang Ully, mungkin karena saya capek karena sudah main itu kata hati saya, tapi saat itu saya ditegur oleh bang Ully ayoo semangat nert jangan loyo, kita sudah ketinggal point 3-0 lawan Awi parner Sappewali, ayoo bikin satu ner, itu ucapan ketegasan bang Ully maka saya langsung jawab tenang kita ini pemburu point seperti motor Honda belum panas. Alhamdullah service Ully bisa mengantongi point dengan merubah skor 3-1, “ner sudah ada satu yang penting tidak nol” kata bang Ully, saat saya disampingnya.

Langsung saya jawab siap bang Ully kita harus tinggalkan lawan “Salaini” dengan adanya angka satu point, walaupun saya masih loyo seperti tak ada kekuatan main tenis saat parner dengan bang Ully, sayapun juga heran dalam hati saya berkata kok hari ini saya ngak semangat main tenis sama bang Ully, padahal sebelumnya saya sudah main satu kali tetap saya semangat jika saya diajak lagi main sama bang Ully, tapi kenapa hari Sabtu itu saat saya parnert justru tidak semangat, ada apah ya ? padahal saya tidak terlalu capek? sedangkan bang Ully semangat main tenis. Itu menjadi beban saya saat main kurang semangat, padahal saat main ketiganya selesai parnert dengan bang Ully dan saya parner sama Icank kok saya justru semangat.
Akhirnya, saya sama bang Ully di kalah sama Awi dengan partnernya skor, 6-4, langsung turun minum, dan bang Ully langsung main kedua lagi dimana bang Ully parner dengan Awi melawan Amin pasangan Lukman (staf pengadilan Sidrap).
Beberapa menit kemudian bang Ully Unggul melawan Amin-Lukman, saat itu permainan tenis terhenti sejenak karena Awi terima telpon dari temanya, lalu bang Ully langsung dekat sama saya sama Iccank ke tempat duduk bernaung karena sinar matahari mulai muncul lagi setelah ditutup awan, dan sempat bang Ully bercanda memakai jam tangannya menelpon Awi, “halo Awi, siapkan strategis pukulan untuk kalahkan lawan” sambil melihat Awi sementara menelpon , saya dan Iccank ketawa karena candaannya. Setelah Awi telpon permainan dilanjutkan.
Dan akhirnya, bang Ully pasangan Awi menang mengalahkan Amin-Lukman dengan skor 6-2, bang Ully merasa puas dan senang, beda waktu saya parner, saat itu penasaran dikalah dan lanjut main dua kali. Biasanya kalau siang seperti ini bang Ully hanya main satu kali beda kalau main malam biasanya dua kali baru ngak main lagi, karena dihindari kecapaian.
Saat itu, saya main lagi dan parner bersama Iccank (Irsan dari bappeda), melawan Awi-Lukman, justru saat saya main ketiga parner Icank saya semangat kok hilang rasa kurang semangat saya tadi waktu bersama bang Ully? Itu menjadi pertanyaan saya kok saya sama bang Ully tidak bersemangat main.? Ternyata jawabannya dia mau pergi selamanya…

Foto terakhir Almarhum bang Ully sebelum main tenis di lapangan tenis PN Parepare Pukul 11:24 wita (sabtu 9/8/2025)
Lanjut saya ceritakan pengalaman saya sama bang Ully di lapangan tenis, Sabtu (9/8/2025) di lapangan tenis pengadilan negeri Parepare, sebelum pergi selamanya, setiap saya main sama bang Ully saat mau ambil point lawan Awi-Sapewali, selalu sering keluar ucapan “salaini” termasuk almarhum bang Ully Ucapkan “Salaini” maksudnya itu tinggalkan Awi-Sappewali skornya.
Saya sudah main ketiga, bang Ully sudha puas dan sudah main kedua, saat saya sementara main bang Ully pamit pulang, langsung saya teriak bang musalaiki, nasalaiki bang ully, ternyata bang ully salaiki, tiga kalimat ini saya ucapkan berbeda saat saya main tenis pasangan Icank lawan Awi-Lukman, namun tidak ada jawaban dari bang Ully langsung ambil tas dan raket pulang tunduk dan secepat itu menghilang dari pintu masuk lapangan tenis, sedangkan saya tetap main tenis bersama parner melawan Awi-Lukman, “ternyata nasalaiki bang Ully” saya ucapkan lagi walaupun bang Ully sudah tidak ada lagi dilapangan Tenis, dan parner hanya tersenyum mendengar ucapan saya.
Usai main kami pada bubar, yang tinggal Iccank sama temanya masih berbincang-bincang istirahat setelah main, saya main terakhir sama Icank lawan Awi-Lukman dan tidak ada lagi main tenis, semua mau pulang tapi saya duluan pulang kerumah sama Anto, karena Anto juga hadir dilapangan tenis sebentar tapi tidak ketemu bang Ully karena duluan pulang.
Setelah sampai kerumah Icank posting HP milik bang Ully di Wa Group Sehati sekitar 12:18 wita “ Bang Ully dilupa Hapenya siapa tau ada yang bisa sampaikan” kata Icank di group, Anto langsung jawab “bawa ke Bascem mi” lima detik saya juga jawab postingan Iccank “bawa ke Bascem” dan Anto langsung balas “sudah ada di bascem” lalu saya jawab amankan saja dulu.

Hp bang Ully saat ketinggal di lapangan tenis Pengadilan negeri
Anto saat itu pergi jemput anaknya pulang sekolah, sebelum jemput anaknya dia langsung telpon bang Ully soal keberadaanya, karena dia Lupa, awalnya mengaku ke warkop 588 tapi langsung bergeser ke gedung kiliner UKM main olahraga Biliar persiapan pertandingan HUT RI internal media.
Disitulah Anto bawakan Hp milik bang Ully, dan Bang Ully langsung memeluk Anto dengan mengucapka terima kasih,”saya dipeluk disana saat saya serahkan Hpnya dia lupa, saya juga heran kenapa saya dipeluk,”kata Anto ceritakan kisahnya sebelum almarhum pergi selamanya.
Ternyata pelukan Anto itu terakhir dengan Almarhum Bang Ully, itulah ucapan Anto saat berada di rumah duka, semua orang dekat bang Ully berdatangan, bahkan ucapan bela sungkawa (karangan bunga) pun berdatangan malamnya
Selamat jalan kawan, selamat jalan saudaraku, hari ini kami berduka atas nama Sehati Tenis Club dan atas nama media Parepare, tidak ada lagi canda dan tawa saat main tenis bersama, semoga Amal ibadahnya almarhum diterima disisi_nya, Aamin.

Jenazah almarhum dimakamkan di Pemakaman Umum Sumpang MinangaE Ahad 10/08/’25 ba’da dzuhur dan disholatkan di Masjid Al-Mutaqaddimin Samping Brimob. Rumah duka Jln.Lintas Brimob Kampung Mandar (penulis)