PAREPARE, timeberita.com – Letda Andi Pallawagau, Danramil 1405 Mallusetasi, kembali memberikan pernyataan klarifikasi yang menimbulkan pro-kontra di media lain terkait tuduhan pengancaman dan pemerasan (upeti) yang dialamatkan kepadanya.
Alih-alih memberikan klarifikasi kepada media yang sebelumnya memberitakan, ia justru memilih media lain, yang justru dinilai memperburuk situasi.
Dalam pesan WhatsApp yang diakuinya, tertulis:
“Assalamu alaikum. Sebelumnya saya mohon maaf. Sebelum saya mengambil tindakan yang lebih jauh, saya himbau kepada anda agar menghentikan semua kegiatan yang ada di wilayah Kupa. Jangan anda menyesal kalau saya angkat semua perempuan yang ada di sana termasuk anda. Ini bukan ancaman, tapi akan saya buktikan. Tks🙏”
Menurut Direktur Institute Kebijakan Rakyat (IKRa) Parepare-Barru, Uspa Hakim, S.H, pesan tersebut jelas mengindikasikan adanya dugaan pemerasan, bukan sekadar masalah parkir truk. “Ini masalah indikasi dugaan upeti. Jika tidak diberikan, ancaman mengangkut perempuan yang digunakan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa tugas pokok Danramil seharusnya mencakup pembinaan teritorial dan koordinasi dengan instansi terkait, bukan mengambil tindakan sendiri. “Jika ada prostitusi, Danramil harusnya bekerja sama dengan dinas sosial atau instansi lain, bukan mengancam via WhatsApp,” tambahnya.
Klarifikasi Danramil di media lain dinilai tidak hanya tidak menyelesaikan masalah, tetapi justru menambah masalah baru. Tindakannya dianggap melampaui kewenangan dan tidak sesuai dengan tugas pokok sebagai Danramil.
Namun, dalam klarifikasi di media lain, Letda Andi Pallawagau berdalih bahwa ia sedang menangani masalah truk yang parkir secara liar dan berpotensi menyebabkan kecelakaan. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan kepolisian setempat.
Bantahan justru datang dari Iptu Saripuddin, Kasat Lantas Polres Barru, yang menyatakan bahwa dirinya tidak pernah dihubungi sebelumnya oleh Danramil terkait masalah truk di wilayah Kupa Mallusetasi. “Saya tidak pernah dihubungi, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Jika ada koordinasi, pasti kami turun tangan,” tegasnya.
Saripuddin juga menambahkan bahwa sebagai Kasat Lantas yang baru menjabat sekitar tiga minggu, ia telah mengirim regu patroli untuk menangani masalah lalu lintas di wilayah tersebut. Namun, ia menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam masalah dugaan ancaman atau “Upetih” yang sedang ramai diperbincangkan. (**)