Kurangi Minuman Manis dalam Kemasan, Cegah Obesitas Pada Remaja

 

Policy Brief

Desember 2022

Kurangi Minuman Manis dalam Kemasan, Cegah Obesitas pada Remaja

 

Fina Astary

·         Mahasiswa S2, Program StudiIlmuGizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin

 

 Apa Itu Obesitas pada Remaja?

Obesitas atau biasa dikenal dengan kegemukan,adalahkeadaanpeningkatan berat badan akibatakumulasipenimbunan lemak tubuh yang dapat mengganggukesehatan[1]. Prevalensiobesitas di kalangananak-anak dan remaja (usia 5-19 tahun) terusmengalamipeningkatan. Obesitas pada remajausia 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10,8%, sedangkan pada remajausia 16-18 tahunsebesar 7,3%[2], dimanadaerahperkotaanmenjadidaerah dengan prevalensiremajaobesitas yangtinggi, bahkanmelebihiprevalensiobesitasnasional. Hal ini disebabkansebagianbesar wilayah perkotaan di negara berkembangterpaparminumantidaksehat dan ini tersediaterutama di lingkungansekolah.

Minuman Manis Dalam Kemasan

Obesitassebagianbesardisebabkan oleh kelebihankonsumsikalori, salah satunyaberasaldari gula berlebihan pada minumanberpemanis dalam kemasan. Indonesia menempatiposisiketiga di Asia Tenggara dalam mengonsumsiminumanberpemanis, minumanberpemanisdikonsumsisetidaknyaseminggusekali oleh 62% anak – anak, 72% remaja, dan 61% orang dewasa, dengan tehkemasansiapminummenjadi MBDK yang paling seringdikonsumsi[3].

Minuman Manis DalamKemasan :

●     Minumanmanisadalahminuman yang ditambahkanbahanpemanisberkalorisehinggadapatmenambahkanjumlahkandunganenergi, namunzatgizi lain yangterdapat di dalamnyahanyasedikit.

●     Di Indonesia, minumanmanisdenganukuran 300-500 ml memilikisekitar 37–54 gram gula per kemasan. Jumlahtersebut 4 kali lebihbanyakdarirekomendasi yang dianjurkan, yakni 6–12 gram (310–420 kkal). Sedangkananjurankonsumsi gula yang diaturdalamPermenkesNomor 30 Tahun 2013 untuksetiap orang dalamsatuhariadalah 4 sendokmakan (50 gram), yaknisebanyak 10% dari total energi (200 Kkal)[4]

Remajamengkonsumsilebihbanyakminumanmaniskarenapreferensimerekamenyukai rasa manis, meningkatkan mood, dan lebihberenergisetelahminumminumanmanis. Konsumsiminumanberpemanis yang tinggiberkontribusi pada tingginyaangkamortalitas dan morbiditasakibatkelebihan berat badan dan obesitas[5]. Obesitassaatremaja ini akanmeningkatkankemungkinanmenjadigemukdimasadewasa dan meningkatkanrisikopenyakittidakmenular (PTM) seperti diabetes dan penyakitkardiovaskular[6]. Hal ini mengindikasikanbahwaremajamembutuhkanpenanganandinikonsumsiminumanberpemanis dalam kemasansebelummerekakecanduan.

PendekatanPenguranganKonsumsiMinuman Manis Dalam Kemasan

Pemberian pendidikan/edukasikepadasiswatentangmembatasiasupanminumanberpemanis dalam kemasan untuk meningkatkankesadaranremajadanmenyajikaninformasikalorimengenaiminumanmanis yang di konsumsi, dapat menurunkanasupanminumanberpemanis dalam kemasanharianmaupunmingguan[7]. Dapat juga dilakukanpemberian label berwarna pada minumandengan warnaberdasarkankadargulanya (merah untuk gula tinggi, kuning untuk gula rendah, dan hijau untuk minuman non-gula) atau label bergambarsepertigambarpenyakitmaupuninformasitentangkalori dan gula, membanturemaja dan orang tualebihselektif dalam memilihminumannya dan meningkatkankesadaran dalam meningkatkanpemilihanminuman yang lebihsehatataupun yang lebihrendah gula[8].Selain itu, pemerintah dapat memberikanpajak dan cukaiminumanberpemanis dalam kemasanbertujuan untuk membatasikonsumsiminumantinggi gula dengan meningkatkanbiayapenjualan MBDKsehinggamembuatanak-anakhingga orang dewasaberpikirdua kali untuk membeliminumantersebut. Produsenminuman pun terdorongmelakukanformulasiulang agar produknyalebihrendah gula[9].

Rekomendasi Kebijakan

  1. Perluadanya kebijakan yang mengaturregulasiketersediaan, aksesibilitas, dan pemasaranprodukminuman yang dimaniskan dengan gula :
  • Membatasiketersediaanminumanberpemanis dalam kemasan, terutama di sekitarrumah dan sekolah
  • Memastikanketersediaanminuman yang lebihsehat di rumah, sekolah, dan ruang public.
  • Pemberian label berwarna jelas pada kemasanprodukminumanmanis dalam kemasan.
  • Meningkatkanpajak pada produkminumanberpemanis dalam kemasan
  1. Perlunya strategi promosi dan edukasi untuk meningkatkanpengetahuan dan kesadaranterhadappencegahanobesitasremaja dan pembatasanminumanberpemanis dalam kemasan dengan melakukan :
  • Penyuluhan dan edukasiperubahanperilaku di Sekolah, tentangobesitas, minumanberpemanis dalam kemasan dan dampaknya
  • Perluasan target sasaranpromosi dan edukasi pada seluruhanggotakeluarga
  • Kerjasama lintas sector sepertiiklanlayananmasyarakatmelalui media elektronik.

 

[1]WHO. (2018). Obesity And Overweight. Childhood obesity prevention. International Journal of Obesity, 23(s5), s44–s45. https://doi.org/10.1038/sj.ijo.0800994

[2]Syah et al. 2020. Apakahkonsumsijajananlokal yang dijual di sekolahmenyebabkanobesitas pada remaja? Sebuahstudikasus di sekolahmenengahkejuruan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia. Jil. 8, No. 1, 2020: 39-44.

[3]Laksmi, P. W., Morin, C., Gandy, J., Moreno, L. A., Kavouras, S. A., Martinez, H., Guelinckx, I. (2018). Fluid intake of children, adolescents and adults in Indonesia: results of the 2016 Liq.In7 national cross-sectional survey. European Journal of Nutrition, 57(3), 89–100. https:// doi.org/10.1007/s00394-018-1740-z.

[4]Fahria S. 2022. KonsumsiMinuman Manis Kemasan Pada Mahasiswa Prodi Gizi Universitas Negeri Surabaya. GiziUnesa. 2(01): 95-99.

[5]Laksmi, P. W., Morin, C., Gandy, J., Moreno, L. A., Kavouras, S. A., Martinez, H., Guelinckx, I. (2018). Fluid intake of children, adolescents and adults in Indonesia: results of the 2016 Liq.In7 national cross-sectional survey. European Journal of Nutrition, 57(3), 89–100. https:// doi.org/10.1007/s00394-018-1740-z.

[6]Bentham J, Di Cesare M, Bilano V, Bixby H, Zhou B, Stevens GA, dkk. Tren di seluruh dunia dalam indeksmassatubuh, kekurangan berat badan, kelebihan berat badan, dan obesitasdaritahun 1975 hingga 2016: analisisgabungandari 2416 studipengukuranberbasispopulasi di 128.9 jutaanak-anak, remaja, dan dewasaLanset. 2017;390(10113):2627–42

[7]Smith, L. and Hollloman, C. (2014) ‘Piloting “sodabriety” – a school-based intervention to impact sugar-sweetened beverage consumption in rural Appalachian high schools’, 23(1), pp. 1–7. doi: 10.1111/josh.12134.Piloting.

[8]VanEpps, E. M. and Roberto, C. A. (2016) ‘The Influence of Sugar-Sweetened Beverage Warnings: A Randomized Trial of Adolescents’ Choices and Beliefs’, American Journal of Preventive Medicine, 51(5), pp. 664–672. doi: 10.1016/j.amepre.2016.07.010

[9]Phonsuk, P. et al. (2021) ‘Impacts of a sugar sweetened beverage tax on body mass index and obesity in Thailand: A modelling study’, PLoS ONE, 16(4 April), pp. 1–15. doi: 10.1371/journal.pone.0250841.