MUNA, TIME BERITA, — Kisah Fandi (18) remaja dari Pulau Bakealu,Kecamatan Wakorumba Selatan,Kabupaten Muna, Sulawesi Utra. Untuk mengangkat derajat sang ibu yang hanya seorang buruh Rumput Laut yang lebih baik.
Fandi berjuang mengarungi lautan dari kampung halamnnya menuju Markas Besar Polres Muna untuk menadaftar sebagai calon Anggota Bintara Kepolisian Republik Indonesia.Seperti yang dilansir SULTRAKINI.COM,Pada 26 Mar 2019.
Fandi butuh perjuangan untuk, meski harus bertarung nyawa dengan menggunakan katinting (perahu mesin) menempuh perjalanan laut selama satu jam antara rumah dan Mako Polres Muna.
Fandil tak mengenal lelah untuk mewujudkan cita-citanya sejak duduk di bangku Sekolah Dasar tersebut. Diapun, optimis secara mental dan fisik untuk mengikuti tahapan selanjutnya saat dinyatakan lulus verifikasi berkas di Polres Muna.
Api semangat yang membakar motivasinya dan dorongan serta doa sang ibu yang membawanya mendaftar sebagai Calon Bintara Polri.Dan harapan besar baginya,untuk mengangkat derajat sang ibu dan keluarganya.
Fandil menuturkan, ia hanya dibesarkan oleh sang ibu, Waode Pia (46) dan tinggal bersama nenek di rumah yang sederhana, sebab sejak masih dalam kandungan dia sudah menjadi anak yatim karena sang ayah telah meninggal dunia. Hal itulah yang membentuk karakternya menjadi mandiri.
Dia juga mengakui jika penghasilan sang ibu sebagai buruh agar-agar hanya Rp 40 ribu per hari sehingga terkadang dia turut membantu perekonomian keluarga dengan cara memancing usai pulang dari sekolah dengan menggunakan perahu dayung dan itu telah dilakoninya sejak tahun 2013 saat masih duduk dikelas satu SMP.
“Uang hasil jualan ikan, saya bagi dua dengan ibu saya dan sisanya saya sisihkan untuk ditabung. Di desa saya tidak ada sekolah, untuk belanja ke pasar harus nyebrang pakai perahu ke desa tetangga. Jadi sejak SMP untuk bisa sekolah harus bisa mendayung sendiri,”tuturnya.
Fandil yang kerap menghelai nafas panjang, menandakan ingin terlihat tetap tegap sembari menuturkan, Pesan-pesan bijak dari sang ibu,adalah tidak jahat kepada orang lain, hormat terhadap orang tua serta tetap menjadi pribadi yang tidak sombong dan apa adanya. Itulah motivasi bagi dirinya untuk tetap semangat menjalani hidup.
“Saya optimis semoga bisa lulus hingga tahapan akhir, karena saya bertekad membanggakan ibu saya,”Ucapnya,dengan mata yang berbinar penuh semangat. (*)